D.
DESKRIPSI
KOHESI
SURAT PERMOHONAN MAAF
a)
Kohesi
Gramatikal
Terdapat
3 item rujukan dalam teks ini, yaitu: ‘–nya’
(klausa 5) yang merujuk pada ‘perbuatan
yang telah saya lakukan’ (klausa 4), ‘semua
pihak’ (klausa 8c) dan ‘kita semua’
(9b) yang merujuk pada “pembuat surat
(Ferdy Sambo) dan penerima surat (senior dan rekan Perwira Tinggi, Perwira
Menengah, Perwira Pertama dan rekan Bintara Polri)”.
Kemudian
terdapat kohesi gramatikal pelesapan atau elipsis, berupa pelesapan subjek dan
predikat pada klausa (1,9a,9b,11,12) yang bisa dilihat dalam deskripsi
leksikogramatika teks di atas.
Kohesi
konjungtif juga digunakan pada teks ini. 1 konjungsi internal ‘semoga kiranya’ (klausa 8a) sebagai
penghubung dengan klausa sebelumnya. Kemudian 5 konjungsi eksternal yang
menghubungkan dua ide di dalam klausa kompleks: konjungsi elaborasi berupa tanda koma dapat dilihat pada klausa
(9a), konjungsi addition / ekstensi ‘dan’
(klausa 6b,7b, 8b), dan konjungsi sebab akibat / enhansi alasan ‘sehingga’ (klausa 8c).
Dengan
demikian, teks ini memiliki hubungan yang logis karena terdapat keterkaitan
antar klausa dan paragraf.
b)
Deskripsi
Kohesi Leksikal
Kohesi Taksonomis
Kohesi
leksikal dalam teks ini dapat dilihat melalui banyaknya repetisi pada kata
berikut: senior dan rekan/rekan dan senior (2,3), senior dan rekan-rekan
(4,5,7b), permohonan maaf (2,4,8a), rasa penyesalan (4,8a), hukum (6b,7b,8b),
dapat diterima (6a,8a), secara langsung (4,5), siap (6b,7a,8b), dan saya
(3,4,5,6a,6b,7a,8b,10).
Terdapat
penggunaan sinonim yang bersifat dekat, seperti: permohonan maaf – permintaan
maaf, akibat – konskuensi. Namun penggunaan antonim tidak ditemukan dalam teks
ini.
Kemudian
hiponimi dan kohiponiminya ditemukan pada: senior dan rekan: Perwira Tinggi,
Perwira Menengah, Perwira Pertama, Bintara, sementara meromini dan komeromini
pada: Institusi Polri: Perwira Tinggi, Perwira Menengah, Perwira Pertama,
Bintara,dan komposisi kolektifitas pada Perwira Tinggi: Inspektur Jenderal
Polisi. Dengan melihat sistem kohesi leksikal yang digunakan dalam teks ini,
maka dapat disimpulkan bahwa setiap leksis memiliki hubungan yang kohesif.
Kohesi
Non-taksonomis
Kohesi ini digunakan untuk merekonstruksi struktur teks, sehingga dapat diketahui bagian-bagiannya apakah sesuai struktur teks (pembukaan, isi, penutup) dan bagaimana fungsi retorisnya.
SURAT PERNYATAAN
a)
Kohesi
Gramatikal
Terdapat
8 item rujukan dalam teks ini, yaitu: ‘ini’ (klausa 7) yang merujuk pada
‘surat pernyataan’, ‘hal tersebut’ (klausa 8a) yang merujuk pada ‘penyampaian atau
penjelasan informasi yang tidak benar tentang kronologis kejadian meninggalnya
Brigadir Nofriansyah Josua di TKP Rumah Dinas Duren Tiga’ (klausa 7), ‘beberapa
anggota saya’ (10c) yang merujuk pada ‘BJP. Hendra Kurniawan dan KBP.
Agus Nurpatria’ (klausa 9), ‘itu’ (10c) dan ‘tersebut’ (14c) yang
merujuk pada kejadian ‘pengrusakan DVR CCTV pos satpam’, ‘ini’ (klausa 11a) yang
merujuk pada ‘dugaan keterlibatan beberapa anggota saya’ (klausa 10c), ‘orang
yang tidak bersalah’ (klausa 13c) yang merujuk pada ‘BJP. Hendra
Kurniawan dan KBP. Agus Nurpatria’, ‘nya’ (klausa 14a) yang merujuk pada
‘seluruh rekan-rekan sejawat Polri’ (klausa 7).
Kemudian
terdapat kohesi gramatikal pelesapan atau elipsis, berupa pelesapan predikat
pada klausa (3,4,5,6) juga pelesapan subjek dan predikat pada klausa (16,17,18)
yang bisa dilihat dalam deskripsi leksikogramatika teks di atas.
Kohesi
konjungtif juga digunakan pada teks ini. 2 konjungsi internal: ‘dalam hal ini’ (klausa 11a) dan ‘adapun’ (klausa 12) digunakan sebagai
penghubung dengan klausa sebelumnya. Kemudian 5 konjungsi eksternal yang
menghubungkan dua ide di dalam klausa kompleks: konjungsi enhansi tujuan ‘untuk’ (klausa 18b) dan ‘agar’ (klausa 13b), konjungsi addition
/ ekstensi ‘dan’ (klausa 10c,14b),
konjungsi sebab akibat / enhansi alasan ‘sehingga’
(klausa 10b,13c), dan konjungsi penerang ‘bahwa’
(klausa 11b,14c).
b)
Deskripsi
Kohesi Leksikal
Kohesi Taksonomis
Kohesi
leksikal dalam teks ini dapat dilihat melalui banyaknya repetisi pada kata
berikut: saya (2,8a,8b,9,10c,11a,13a,14a,14b), surat pernyataan (1,13a,14a),
duren tiga (7,11b), pengamanan (9,12), perintah (9,10c), pos satpam
(9,10a,11b), rumah dinas duren tiga (7,12), keterlibatan (10,11b), atasan
langsung (9,14c), BJP. Hendra Kurniawan dan KBP. Agus Nurpatriya (9,11,12,13d),
DVR CCTV (10a, 11b, 12), hukum (13c,14c).
Kemudian
dari penggunaan sinonim, yaitu: penyampaian/penjelasan informasi yang tidak
benar – rekayasa fakta, peristiwa – kejadian, dan antonimi, yaitu: tidak benar
(7) – benar (9), sesuai prosedur (9) – tidak sesuai prosedur (12), diduga (9) –
benar (9), dugaan keterlibatan (10c) – murni perintah dan tanggung jawab saya
(10c), dugaan keterlibatan (10a) – tidak ada keterlibatan (11b).
Hiponimi
dan kohiponiminya ditemukan pada: aset sumber daya manusia Polri: BJP. Hendra
Kurniawan, KBP. Agus Nurpatriya, sementara meromini dan komeromini pada: Polri:
Div Propam – Bareskrim, Div Propam: Biro Paminal, Bareskrim: Pusinafis,
Dittipidsiber, penyidik, Div Propam Polri: Irjen Pol. Ferdy Sambo (Kadiv
Propam), BJP. Hendra Kurniawan, KBP. Agus Nurpatriya, Biropaminal Div Propam
Polri: BJP. Hendra Kurniawan, KBP. Agus Nurpatriya, Div. Propam: atasan –
beberapa anggota.
Kohesi
Non-taksonomis
Kohesi ini digunakan untuk merekonstruksi struktur teks, sehingga dapat diketahui bagian-bagiannya apakah sesuai struktur teks (pembukaan, isi, penutup) dan bagaimana fungsi retorisnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar